Archive for November, 2009

PENGENDALIAN OPT SECARA TERPADU ( pht )

November 24, 2009

PRINSIP PHT

Menurut UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya tanaman yang di sebut Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian, yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini penggunaan pestisida merupakan alternatif UU juga menyatakan bahwa pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah

Penerapan PHT pada tingkat lapangan oleh petani dan produsen pertanian lainnya perlu di dasarkan pada banyak informasi mengenai unsur dasar – dasar PHT (Ekologi dan Biologi OPT, Pengendalian Alami, Azas Ekonomi OPT, Pemantauan dan Pengambilan Sampel) dan komponen-komponen teknologi PHT (meliputi berbagai tehnik atau metode pengendalian OPT yang dikenal dan sudah dikembangkan) Pengendalian OPT harus dilakukan secara terpadu dengan memaduakan berbagai teknologi pengendalian yang ada, antara lain : a. Pengendalian Fisik (Pengaturan Suhu, Cahaya kelembaban, Radiasi, Suara dan Lain- lain)

b. Pengendalian Mekanik (Mengusir, Menangkapm, Mematikan, Menghalangi, Mengumpulkan OPT baik dengan menggunakan atau tidak menggunakan alat)

c. Tanaman Tahan OPT dengan menanam jenis atau Varietas tanaman yang lebih toleran atau tahan terhadap Opt tertentu.

d. Pengendalian secara Budidaya antara lain : dilakukan dengan Pengolahan Lahan, Pemupukan, Sanitasi, Penggunaan Benih bermutu, Pengaturan Pola Tanam, Waktu Panen, Garap Tanman, Pergiliran Tanaman, Pergiliran Varietas.

e. Pengendalian Hayati antara lain dengan cara Introduksi, Augmentasi, Inundasi dan Konservasi Musuh alami yang terdiri atas Predator, Parasitoid, Patogin Hama serta Pemasukan organisme pesaing.

f. Pengendalian dengan Regulasi khususnya pencegahan masuknya OPT baru dari luar negeri serta penyebaran OPT dari satu pulau ke pulau lain.

g. Pengendalian Kimiawi antara lain dengan menggunakan pestisida kimia, zat pemikat, zat penolak, zat pengatur tumbuh dan zat anti makan.

PENYEMPROTAN YANG AMAN DAN EFEKTIF

Ada dua kemungkinan yang menyebabkan ketidak efektifkan pestisida yang digunakan :

–      OPT yang menyerang sudah sedemikian parah sehingga pestisida apapun tidak bisa mengendalikannya.

–      Tehnik aplikasi pestisida itu sendiri, kesalahan teknis aplikasi ini bisa disebabkan karena dosis yang kurang tepat atau juga kesalahan dalam teknis penyemprotan.

ENAM TEPAT TEHNIK APLIKASI PESTISIDA

–      Tepat jenis dan mutu, dalam memilih jenis perstisida perlu diperhatikan hal-hal berikut :

(1) formulasi pestisida yang digunakan masih terdaftar atau diijinkan pada jasad pengganggu dan komoditi sasaran yang dianjurkan.

(2) Bentuk formulasi sesusai dengan komoditi sasaran dan alat aplikasi yang dipakai

(3) Tepat mutu; wadah pestisida masih asli(bukan hasil pewadahan kembali, wadah masih baik, tidak rusak, tidak berkarat, bocor, label masih ada dan lengkap, jelas terbaca sehingga mudah dilihat tahun produksi dan kadaluarsa.

–      Tepat Dosis, dosis aplikasi pestisida adalah bahan aktif pestisida yang digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot persatuan luas tertentu. Untuk aplikasi pestisida perlu digunkan dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan petunjuk penggunaan yang dianjurkan pada label dan petunjuk pencampuran pestisida yang tepat untuk memperoleh konsentrasi yang tepat.

–      Tepat waktu, aplikasi pestisida diusahakan sesuai dengan anjuran yang tertera pada label dengan memperhatikan:

(1)  Ambang pengendalian atau ambang ekonomi yang berlaku

(2) Stadia hidup jasad sasaran yang perlu dilakukan pengendalian

(3) Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi

(4) Keadaan cuaca yang memungkinkan diusahakan aplikasi tidak dilakukan pada saat cuaca dalam keadaan hujan atau menjelang hujan serta tidak saat angain bertiup hujan banyak petani yang melakukan aplikasi pestisida secara berjadwal shingga cenderung berlebihan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya ledakan populasi hama dan resistensi hama.

–      Tepat cara, pilih cara terbaik disemprot dari atas, dari bawah, di tabur dan sebagainya.

–      Tepat sasaran, meliputi serangga, jamur, hematoda, rumput dsb.

Tepat konsentrasi, penggunaan pestisida hendaknya sesuai antara konsentrasi cairan semprot yang dianjurkan sesuai dengan alat aplikasi yang digunakan. Konsentrasi cairan semprot dinyatakan dengan volume pestisida didalam satu liter cairan semprot – per aplikasi. Agar aplikasi pestisida, perlu diperhatikan satu petunjuk penggunaan yang tercantum dalam label dua bahan pelarut atau air yang digunakan sedapat mungkin tidak mempengaruhi bahan aktif formulasi sehingga tidak menurunkan toksisitasnya, misal dengan tidak menggunakan air keruh atau bersifat alkalis.

Pelatihan Petugas POPT BPTPH Banten

November 23, 2009

Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Prov. Banten  telah melaksanakan Pelatihan petugas POPT BPTPH Banten diikuti oleh 50 orang Petugas Teknis dari lingkungan BPTPH Banten, yang diselenggarakan di Hotel Mambruk Anyer selama 3 hari tanggal 23 sd 25 Nopember 2009 pelaksanaan  Pembekalan Petugas Teknis POPT  ini sebagai berikut :

  1. Pembekalan Petugas Teknis POPT tahun 2009 ini merupakan kegiatan BPTPH yang sudah direncanakan dan tertuang dalam Rencana Strategis  BPTPH prov. Banten.
  2. Tujuan Pembekalan Petugas Teknis POPT .

Sebagaimana diketahui bahawa Salah satu tantangan dalam meningkatkan produksi tanaman pangan adalah pengamanan produksi dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim berupa banjir dan kekeringan. Hal tersebut, dapat menyebabkan turunnya produksi dan produktivitas tanaman pangan. Oleh karena itu berbagai upaya untuk mengamankan produksi perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kegiatan perlindungan tanaman (pengamanan produksi) perlu digerakkan oleh seluruh unsur terkait dibidang perlindungan baik petugas provinsi yang di daerah ( POPT ) , maupun stakeholder lainnya secara terkoordinasi dan sinergis. Dengan demikian upaya-upaya ini dapat dilakukan dengan optimal. Untuk itu perlu diadakan peningkatan pengetahuan kemampuan petugas POPT terutama dalam hal :

–       Peningkatan pengetahuan  teknis perlindungan tanaman pangan.

–       Peningkatan pengetahuan dalam hal proses pemanduan

–       Peningkatan pengetahuan dalam aspek laporan.

  1. Pembekalan Petugas Teknis POPT ini  disamping sebagaimana diutarakan tadi untuk meningkatkan pengetahuan petugas juga untuk  mengkaji permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan berlangsung dan untuk mendapatkan alternatif pemecahannya .
    1. Pembekalan Petugas Teknis POPT tingkat provinsi banten ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal  23 – 25  Nopember 2009, di Hotel mambruk Anyer.
    2. Jumlah peserta direncanakan sebanyak  50 orang terdiri dari :

1. POPT kab. Pandeglang            :   8  orang

2. POPT kab. Serang                   : 12  orang

3. POPT kab. Lebak                    :   7  orang

4. POPT kt. Serang                     :   3  orang

5. POPT Kt. Tangerang                :   3  orang

6. POPT Kt Cilegon                     :   5  orang

7. POPT Kab. Tangerang             :   4  orang

8. POPT kt. Tangsel                   :   2  orang

9. Petugas teknis lainnya             :   5  orang

JUMLAH                            :  50 orang

Materi Pembekalan Petugas Teknis POPT ini terdiri dari :

  1. Kebijakan Perlindungan Tanaman Pangan di provinsi Banten
  2. Sistem Pelaporan Pembangunan Tanaman Pangan
  3. Pemanfaatan Informasi Iklim dan Upaya Adaptasi Budidaya Tanaman Pangan Terhadap Perubahan Iklim
  4. Pengenalan Hama utama tanaman padi
  5. Kepemanduan
  6. Sistem pelaporan.

Disampaikan oleh :

Ateng  Ahotman, SP,MM

Kasi Proteksi Tanaman Pangan

Hello world!

November 23, 2009

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!