PRINSIP PHT
Menurut UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya tanaman yang di sebut Sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian, yang dikembangkan dalam suatu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini penggunaan pestisida merupakan alternatif UU juga menyatakan bahwa pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah
Penerapan PHT pada tingkat lapangan oleh petani dan produsen pertanian lainnya perlu di dasarkan pada banyak informasi mengenai unsur dasar – dasar PHT (Ekologi dan Biologi OPT, Pengendalian Alami, Azas Ekonomi OPT, Pemantauan dan Pengambilan Sampel) dan komponen-komponen teknologi PHT (meliputi berbagai tehnik atau metode pengendalian OPT yang dikenal dan sudah dikembangkan) Pengendalian OPT harus dilakukan secara terpadu dengan memaduakan berbagai teknologi pengendalian yang ada, antara lain : a. Pengendalian Fisik (Pengaturan Suhu, Cahaya kelembaban, Radiasi, Suara dan Lain- lain)
b. Pengendalian Mekanik (Mengusir, Menangkapm, Mematikan, Menghalangi, Mengumpulkan OPT baik dengan menggunakan atau tidak menggunakan alat)
c. Tanaman Tahan OPT dengan menanam jenis atau Varietas tanaman yang lebih toleran atau tahan terhadap Opt tertentu.
d. Pengendalian secara Budidaya antara lain : dilakukan dengan Pengolahan Lahan, Pemupukan, Sanitasi, Penggunaan Benih bermutu, Pengaturan Pola Tanam, Waktu Panen, Garap Tanman, Pergiliran Tanaman, Pergiliran Varietas.
e. Pengendalian Hayati antara lain dengan cara Introduksi, Augmentasi, Inundasi dan Konservasi Musuh alami yang terdiri atas Predator, Parasitoid, Patogin Hama serta Pemasukan organisme pesaing.
f. Pengendalian dengan Regulasi khususnya pencegahan masuknya OPT baru dari luar negeri serta penyebaran OPT dari satu pulau ke pulau lain.
g. Pengendalian Kimiawi antara lain dengan menggunakan pestisida kimia, zat pemikat, zat penolak, zat pengatur tumbuh dan zat anti makan.
PENYEMPROTAN YANG AMAN DAN EFEKTIF
Ada dua kemungkinan yang menyebabkan ketidak efektifkan pestisida yang digunakan :
– OPT yang menyerang sudah sedemikian parah sehingga pestisida apapun tidak bisa mengendalikannya.
– Tehnik aplikasi pestisida itu sendiri, kesalahan teknis aplikasi ini bisa disebabkan karena dosis yang kurang tepat atau juga kesalahan dalam teknis penyemprotan.
ENAM TEPAT TEHNIK APLIKASI PESTISIDA
– Tepat jenis dan mutu, dalam memilih jenis perstisida perlu diperhatikan hal-hal berikut :
(1) formulasi pestisida yang digunakan masih terdaftar atau diijinkan pada jasad pengganggu dan komoditi sasaran yang dianjurkan.
(2) Bentuk formulasi sesusai dengan komoditi sasaran dan alat aplikasi yang dipakai
(3) Tepat mutu; wadah pestisida masih asli(bukan hasil pewadahan kembali, wadah masih baik, tidak rusak, tidak berkarat, bocor, label masih ada dan lengkap, jelas terbaca sehingga mudah dilihat tahun produksi dan kadaluarsa.
– Tepat Dosis, dosis aplikasi pestisida adalah bahan aktif pestisida yang digunakan pada areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot persatuan luas tertentu. Untuk aplikasi pestisida perlu digunkan dosis dan konsentrasi yang tepat sesuai dengan petunjuk penggunaan yang dianjurkan pada label dan petunjuk pencampuran pestisida yang tepat untuk memperoleh konsentrasi yang tepat.
– Tepat waktu, aplikasi pestisida diusahakan sesuai dengan anjuran yang tertera pada label dengan memperhatikan:
(1) Ambang pengendalian atau ambang ekonomi yang berlaku
(2) Stadia hidup jasad sasaran yang perlu dilakukan pengendalian
(3) Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
(4) Keadaan cuaca yang memungkinkan diusahakan aplikasi tidak dilakukan pada saat cuaca dalam keadaan hujan atau menjelang hujan serta tidak saat angain bertiup hujan banyak petani yang melakukan aplikasi pestisida secara berjadwal shingga cenderung berlebihan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya ledakan populasi hama dan resistensi hama.
– Tepat cara, pilih cara terbaik disemprot dari atas, dari bawah, di tabur dan sebagainya.
– Tepat sasaran, meliputi serangga, jamur, hematoda, rumput dsb.
Tepat konsentrasi, penggunaan pestisida hendaknya sesuai antara konsentrasi cairan semprot yang dianjurkan sesuai dengan alat aplikasi yang digunakan. Konsentrasi cairan semprot dinyatakan dengan volume pestisida didalam satu liter cairan semprot – per aplikasi. Agar aplikasi pestisida, perlu diperhatikan satu petunjuk penggunaan yang tercantum dalam label dua bahan pelarut atau air yang digunakan sedapat mungkin tidak mempengaruhi bahan aktif formulasi sehingga tidak menurunkan toksisitasnya, misal dengan tidak menggunakan air keruh atau bersifat alkalis.